Tuesday, January 1, 2013

Begini Cara Menghabiskan Satu Hari di Lombok


detikTravel Community - 

Idealnya, dibutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk menjelajahi Lombok. Apabila tidak punya cukup banyak waktu, dalam satu hari saja Anda bisa datang ke destinasi-destinasi yang cantik, mulai dari pantai hingga air terjun.

Lombok, memang tidaklah besar, hanya 5.435 km persegi saja. Idealnya, Butuh seminggu atau bahkan dua minggu untuk 'akrab' dengan semua destinasi wisatanya. Namun, saya dan tiga travelmate hanya punya waktu empat hari saja, itu pun dua hari terpakai untuk perjalanan darat. Alhasil, kami memadatkan jadwal serta membuat itinerary matang sejak jauh hari.

Dari Surabaya, perjalanan Lombok bisa ditempuh langsung dengan perjalanan darat via kereta Sri Tanjung dari Gubeng menuju Stasiun Banyuwangi Baru. Dari sana, Anda bisa melanjutkan perjalanan darat via bus dari Terminal Gilimanuk. Cari saja bus Buana Raya tujuan Gilimanuk-Pelabuhan Padang Bai.

Kami pun menunggu bus itu sampai tengah malam. Maklum, bus berangkat pukul 01.00 Wita menuju Pelabuhan Padang Bai, Bali. Sampai sana, perjalanan darat berganti perjalanan laut dengan kapal ferry dengan tiket seharga Rp 35.000. Ingat, selama perjalan darat hati-hati, banyak calo bergentayangan!

Selama penyeberangan Anda bisa istirahat. Atau, Anda bisa menikmati panorama Gunung Agung, Bali jika cuaca sedang cerah. Saya sampai di Pelabuhan Lembar, Lombok, NTB setelah menempuh lima jam perjalanan laut. Awalnya, kami ragu, apa bisa puas mengakrabi pesona Lombok hanya dengan waktu satu hari? Dan jawabannya bisa!

Sealam satu hari, kami bisa menjelajah 5 destinasi wisata di Lombok, dari pesona pulau kecil (gili), pantai, bukit, pos pendakian Rinjani dan kesegaran air terjunnya. Tertarik? Anda pun bisa mencobanya:

1. Bukit Malimbu

Sejak pagi kami sudah bersiap packing kecil untuk berkeliling Lombok di hari pertama. Tanda-tanda bintang destinasi wisata kami bermunculan di Google Maps HP Android kami. Termasuk, tempat bernama Malimbu. Sebuah bukit di daerah Lombok Barat, tidak jauh dari Pantai Senggigi. Bila dari Ampenan, Mataram mungkin hanya 30 menit perjalanan.

"Susuri saja Jl Raya Senggigi dan cari pembatas jalan yang warnanya biru, itu lah Bukit Malimbu," kata Dara, teman kami orang asli Mataram.

Spesialnya, Anda bisa melihat keelokan alam Lombok berupa pantai putih, pohon kelapa tumbuh di sekitarnya, dan debur ombak dari atas ketinggian. Siap-siap mulut menganga, dari Malimbu Anda juga bisa melihat tiga gili (Trawangan, Meno dan Air)!

Apalagi, kalau cuaca sedang bagus tengoklah di sebelah kiri anda, ada Gunung Agung, pencakar langit Pulau Bali. Benar-benar bukit yang membuat mata, kepala serta hati Anda tersihir.

2. Gili Trawangan

Lanjut dari Malimbu, lurus saja ikuti jalan yang berkelok. Maka kira-kira 30 menit, Anda akan sampai di daerah bernama Pemenang. Tak jauh dari Pemenang, cari saja perempatan dengan penunjuk jalan menuju Pelabuhan Bangsal. Parkirlah motor, beli tiket publik boat seharga Rp 10.000 maka Anda akan diantar ke Gili Trawangan.

"Pulau yang indah, bersih pantainya, nggak ada polusi dan polisi, yang ada hanya andong alat transportasi di pulauku," itulah sepenggal lagu berjudul Gili Trawangan karya Ricahard D'gilis. Memang benar, tidak ada polisi, tidak ada kendaraan bermotor sama sekali di pulau itu.

Gantinya, kendaraan di sini hanya ada andong yang disebut cidomo oleh warga lokal dan sepeda. Anda juga bisa menyewa sepeda dengan tarif sekitar Rp 25 ribu sepuasnya dan mulailah petualangan berkeliling Trawangan. Pulau kecil dengan luas 340 hektar itu bisa Anda kelilingi dengan waktu satu jam dengan sepeda.

Bila kurang puas bersepeda, Anda juga bisa menyewa alat snorkel. Ada banyak spot snorkeling dan diving di Gili Trawangan. Meski banyak hingar-bingar turis asing dan kehidupan hedon, di sana juga ada masjid loh! Penduduk Gili Trawangan di kampung, yang ada di tengah pulau, adalah pemeluk Islam. Suara adzan pun selalu kamu dengar di sana.

3. Nyongkolan

Kalau upacara yang satu ini, bisa dibilang kami mujur melihatnya saat perjalanan selepas Gili Trawangan menuju Air Terjun Sendang Gile, dekat dengan Senaru. Nyongkolan sendiri adalah prosesi arak-arakan yang mengiring mempelai pengantin. Tradisi asli Suku Sasak itu mengarak pengantin dari rumah mempelai pria ke wanita. Tujuannya agar orang di sepanjang jalan desa tahu, kalau pasangan itu resmi menikah.

Uniknya, saya terheran menyaksikan para pengiring yang mengumbar joget dan tawa, seperti orang yang kegirangan. Para pengiring biasanya kerabat, sahabat, dan keluarga dari mempelai.

"Orang yang ngarak nyongkolan ada yang mabuk dulu, makanya kamu kalo lihat mereka tertawa nggak berhenti-henti sambil joget-joget," kata Mada, teman kami yang asli Mataram. Menurutnya, Nyongkolan kalau diadakan di kota bisa bikin macet berkilo-kilo meter.

Biasanya keluarga yang punya status bangsawan, orang penting, atau keluarga berada, memilih musik asli Gendang Beleq khas Sasak sebagai musik pengiring saat Nyongkolan. Namun, saat ini Gendang Beleq telah naik pamor, harga sekali pentasnya sangat mahal. Terkadang alat musik modern seperti drum dan gitar menjadi penggantinya. Tapi, para pengiring toh tetap saja asik menari sambil ketawa-ketiwi!

4. Sendang Gile

Dari gili, pantai, bukit, kami naik lagi ke dataran tinggi Senaru. Ada air terjun yang terkenal di sana, namanya Sendang Gile. Letaknya dekat dengan pos pendakian Gunung Rinjani via Senaru. Untuk masuk, harga tiket cuma Rp 5 ribu. Di parkiran, kami bertemu ABG yang ternyata guide lokal. Ia menawarkan jasa antar ke air terjun kedua.

Selain Sendang Gile, ada lagi Air Terjun Tiu Kelep. Karena terbatasnya waktu dan hari saat itu sudah terlampau sore, akhirnya tawaran itu kami tolak. Kami hanya menuju Sendang Gile saja.

Sendang Gile sendiri berada di Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Pesona air terjun ini ada pada bentuknya yang berundak seperti tangga. Ada dua undakan yang terlihat dari bawah. Air yang turun pun terbelah menjadi dua bagian, kiri dan kanan. Sisi air terjun yang kiri biasanya lebih deras. Bila Anda mau berbasah-basah, coba saja berdiri di bawah air terjun di sisi kanan.

Akses dari pintu masuk ke Sendang Gile sangat mudah, tinggal turun saja melalui anak tangga. "Gile!! naik banget tangganya," keluh salah satu dari kami.

Siap-siap balik dengan kaki gempor, anak tangga kembali ke loket sangatlah curam. Tapi itu sebanding dengan suasana seger khas Lombok yang akan Anda dapat di Sendang Gile.

5. Pos Pendakian Rinjani Senaru

Selain jalur pendakian Gunung Rinjani via Sembaloen, ada pula jalur pendakian Senaru. Terletak di Lombok Utara dan dekat dari Sendang Gile, tidak sampai 10 menit Anda akan sampai di pos jaga polisi hutan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Senaru.

Kami hanya sempat berfoto di depan pos jaganya, maklum hari sudah kelewat sore. Jalur pendakian dari Senaru menawarkan pemandangan dan khazanah budaya yang lebih apik daripada via Sembaloen. Di samping pos jaga, Anda bisa masuk ke desa tradisional Suku Sasak Senaru untuk melihat pembuatan kain songket atau mencari minuman khas lokal, Brem Senaru.

 

0 komentar:

Post a Comment