Kairo - Pemerintah Mesir segera bertindak menyusul kecelakaan wisata balon udara yang menewaskan 19 turis di Luxor. Wisata balon udara kini dilarang agar tidak terjadi kecelakaan yang sama.
Sebelumnya pada Selasa (26/2) kemarin sebuah balon udara jatuh dari ketinggian 300 meter karena meledaknya tabung gas pengisi udara. Gondola pun terjun bebas dan 19 turis di dalamnya tewas.
Balon udara ini milik operator Sky Cruise, satu dari 8 operator balon udara terdaftar untuk kawasan wisata kota kuno Luxor. Balon yang mengudara pukul 07.00 pagi waktu setempat itu membawa turis dari Prancis, Hong Kong, Jepang, Britania Raya dan Korea Selatan. Sang pilot dan turis Britania dilaporkan selamat.
Dilansir dari Conde Nast Traveler saat dikunjungi Rabu (27/2/2013) belum diketahui berapa lama pelarangan ini akan berlaku. Pada 2009, pelarangan serupa pernah dilakukan selama 6 bulan, menyusul tabrakan balon udara dengan menara BTS selular. 16 Turis mengalami luka-luka.
Pada saat itu, pihak berwenang di Luxor meminta semua operator meningkatkan standar keselamatan. Mereka juga membatasi hanya boleh ada 8 balon yang terbang bersamaan. Pilot harus dilatih ulang. Penumpang balon udara pun dibatasi maksimal hanya 32 orang.
Kecelakaan balon udara juga terjadi di tempat lain. Pada Januari 2012, balon udara terbakar di Wellington, Selandia Baru, 11 turis tewas. Pada Maret 2012, pilot balon udara tewas di Fitzgerald, Georgia, AS setelah balon udaranya jatuh dari ketinggian 400 meter akibat cuaca buruk. 7 Penumpangnya adalah para skydiver yang sudah membawa parasut. Mereka semua selamat karena melompat.
0 komentar:
Post a Comment