Thursday, February 21, 2013

Beginilah Suka Duka Naik Maskapai Bujet


Jakarta - Banyak cerita saat Anda traveling dengan maskapai bujet. Suka dan duka akan menjadi bumbu perjalanan. Dari delay hingga kaget dengan harga makanan di atas pesawat, inilah pengalaman para traveler.

Maskapai bujet menjadi pilihan traveler untuk berpergian. Harga yang murah, menjadi alasan paling utama. Tapi lebih dari itu, ada banyak suka dan duka yang dirasakan traveler saat naik maskapai bujet.

detikTravel menghimpun aneka pengalaman traveler, Jumat (22/2/2013). Berikut kisah mereka yang, dapat menjadi pelajaran untuk Anda:

"Pernah traveling dari Berlin ke Stockholm naik Ryanair. Harganya memang paling murah se-Eropa," kata seorang dosen universitas negeri, Desti Fitriani.

Meski sebagai traveler, perjalanannya saat menjelajahi Eropa dengan maskapai bujet pun ternyata ada dukanya juga. Ryanair menurut Desti punya booking online yang ribet dengan banyak jebakan biaya-biaya tidak terduga yang membuat harga tiket jadi lebih mahal dari iklannya. Pengalaman naik pesawat Ryanair juga mengagetkan.

"Pas naik pesawat juga pakai tangga dorong yang agak reyot gitu, nggak kokoh. Pas masuk pesawat udaranya bau, interiornya suram biru gelap gitu, tempat duduknya sempit. Kulit joknya, bikin saya teringat sama kulit jok bus Pantura," keluh Desti.

Desti menambahkan petunjuk keselamatan penerbangan Ryanair ditempel di sandaran kepala bangku di depan kita. Bandara yang dipakai juga biasanya bukan bandara utama dan jauh dari pusat kota. Menurut dia kalau maskapai budget Eropa masih lebih baik Easy Jet. Interiornya oranye cerah, servisnya juga mirip AirAsia.

Kisah berbeda lainnya datang dari Ariyansah Chairul Malik. Traveler berusia 30 tahun ini pernah naik Citilink, dari Banjar menuju Jakarta pada September tahun lalu.

"Maskapai (Citilink) tidak bohong. Dari harga sampai keamanan oke," ujar Chairul.

Chairul juga menambahkan, mungkin karena Citilink adalah anak dari maskapai Garuda Indonesia sehingga penerbangannya on time dan kualitasnya memenuhi standar. Tapi, hal berbeda justru dirasakan oleh Robbie saat terbang dengan Citilink dari Surabaya ke Balikpapan pada 3 Februari lalu. Dirinya mengaku terkena delay hingga 3 jam.

"Kalau delay hingga 3 jam, penumpang harus dapat kompensasi. Nah, sebelum 3 jam, kita semua sudah disuruh masuk ke pesawat. Bukannya malah terbang, kita malah harus me nunggu sekitar 1 jam lagi, ya mungkin itu semua totalnya sudah 3 jam lebih," keluhnya.

Beda lagi cerita dari Nabilah. Traveler wanita ini melakukan penerbangan dengan AirAsia ke Malaysia pada awal tahun 2011 lalu. Menurut dia AirAsia itu murah, tapi, ada hal yang bikin Nabilah kaget saat naik AirAsia.

"Baru tahu, kalau bisa pesan makan di atas pesawat. Harga makanannya seperti Popmie yang biasa Rp 5 ribu jadi bisa Rp 29 ribu. Yang jelas, memang mahal," tutur Nabilah.

Itulah suka dan duka beberapa traveler saat naik maskapai bujet. Bagaimana dengan pengalaman Anda?

0 komentar:

Post a Comment