Wednesday, February 13, 2013

Diganggu Pemabuk & Kisah Buruk Lainnya di Bandara Indonesia


Jakarta - Tak hanya Anda, beberapa traveler pun pernah mengalami pengalaman buruk saat berada di bandara-bandara di Indonesia. Mulai dari kehilangan oleh-oleh hingga bertemu pemabuk yang meresahkan. Inilah pengalaman buruk mereka.

Bandara merupakan salah satu titik yang dilewati saat traveling. Di sinilah traveler menunggu pesawat untuk terbang ke destinasi tujuan selanjutnya. Akan tetapi, bandara juga bisa memberikan kenangan pahit dan memberikan pengalaman buruk untuk Anda. Duh!

Beberapa traveler mengirimkan pengalaman pahit mereka ke redaksi@detik.travel beberapa waktu lalu. detikTravel pun juga menanyakan lewat akun twitter kepada dTraveler. Mereka menceritakan kisah yang tidak menyenangkan dan berharap dapat menjadi pelajaran bagi traveler lainnya, seperti yang disusun detikTravel, Kamis (14/2/2013).

Muhammad Irfan misalnya, dirinya mengaku sudah dua kali kehilangan barang bawaan di dua bandara yang berbeda. Naasnya lagi, barang yang hilang tersebut adalah oleh-oleh untuk adik dan keponakannya. Ya ampun..

Yang pertama, Irfan kehilangan tas jinjingnya saat mendarat di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Satu lagi, dia kehilangan kotak cokelat kecil saat di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Barat.

"Apa gunanya CCTV di bandara jika banyak barang-barang penumpang yang hilang?" ujar Irfan.

Tas atau koper yang dicongkel, memang sering terjadi di bandara-bandara di Indonesia. Sama dengan Irfan, Wedeck juga merasakan pengalaman pahit di Bandara Ngurah Rai. Tas bagasinya pernah dicongkel hingga rusak oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Fazri Rahma Sugandar, juga merasakan pengalaman buruk di bandara terbesar di Bali tersebut. Kejadiannya tiga minggu yang lalu, yaitu handphone miliknya yang ditaruh di dalam tas di bagasi pesawat hilang!

Tahun 2010, Asminda mempunyai kenangan pahit di Bandara Polonia, Medan. Saat mendarat di Medan dari Jakarta, dia mengambil koper dari bagasi. Ternyata kopernya sudah dibobol, padahal sudah dikunci dengan kode nomor khusus.

"Kunci itu sepertinya dengan sengaja dihancurkan, untung saja di dalam koper tidak ada barang yang berharga," kata Asminda.

Tidak hanya itu, ada juga pengalaman buruk di bandara-bandara di Indonesia selain tentang bagasi. Melalui akun twitter, Asep Eka mengungkapkan tentang pengalaman pahitnya di Bandara Sentani di Jayapura, Papua.

"Bulan kemarin (Januari-red) di Bandara Sentani, Jayapura ketemu penumpang mabuk miras mau merampas kacamataku. Security bandara tidak ada yang respon," kata Asep.

Bagi beberapa traveler, pelayanan-pelayanan di bandara juga menjadi pengalaman kurang menyenangkan. Eangga Yanita mengalaminya di Bandara Sultan Baabullah, Ternate. Dirinya mengaku kaget saat tiba di bandara tersebut.

Sebabnya, ketika di Bandara Sultan Baabullah, para penumpang harus masuk ke dalam bis tua. Ada beberapa penumpang yang tidak mau naik, karena sudah penuh. Alhasil, penumpang pun harus berjalan kaki ke dalam terminal dari pesawat. Padahal, letak terminal berada di atas, jadi harus jalan menanjak.

"Semua bagasi penumpang juga diangkut hanya dengan mobil pick up. Sebenarnya saya bingung, ini cerita lucu atau buruk. Tapi menurut saya, ini adalah pelayanan yang buruk," kata Eangga.

Semoga bandara-bandara di Indonesia memperbaiki pelayanan kepada para penumpang. Keamanan dan kenyamanan selama di bandara, harus lebih diprioritaskan.

0 komentar:

Post a Comment