Friday, February 22, 2013

Kisah Gereja Bawah Tanah & Replika Bangunan Surga di Afrika


Lalibela - Di utara Etiopia, Afrika ada sebuah kota kecil bernama Lalibela. Sekilas tak ada yang aneh dari kota ini. Tapi tunggu sampai Anda melihat sebuah gereja bawah tanah yang dikisahkan menjadi replika bangunan gereja di surga.

Dulu, pada abad ke-12, lahir seorang pangeran di utara Etiopia bernama Gebre Mesqel Lalibela atau Pangeran Lalibela. Saat masih bayi, ia diserang sekawanan lebah. Orang-orang mengira ia akan meninggal, tapi ternyata dirinya tetap hidup. Sejak saat itu, masyarakat Etiopia sudah beranggapan bahwa sang pangeran nantinya bakal menjadi pemimpin mereka.

Namun, popularitas Lalibela membuat kakaknya cemburu. Ia mencoba meracuni adiknya dengan ramuan herbal, tapi Lalibela selalu saja selamat. Geram, sang kakak membiusnya dengan racun. Saat itulah Lalibela dikisahkan pergi ke surga dan melihat kompleks gereja di sana. Kemudian malaikat menyuruhnya untuk membangun gereja yang sama di bumi, seperti yang dikisahkan News Australia, Jumat (22/2/2013).

Singkat cerita, Lalibela sudah menjadi raja. Oleh karena kepemimpinannya yang disukai rakyat, kota ini dinamai dengan nama Kota Lalibela. Saat menjabat, sang raja langsung mengumpulkan para pekerja untuk membangun 11 gereja dalam 3 bidang tanah yang masing-masing memiliki luas 1 km persegi di dekat kota. Uniknya, gereja tersebut tidak berada di atas tanah, tapi justru berada di bawah tanah.

Hingga saat ini, 11 gereja tersebut masih berdiri kokoh dan masih digunakan untuk beribadah oleh 90 juta masyarakat Etiopia, terutama para penganut Gereja Ortodoks Etiopia. Bahkan gereja ini juga dikenal sebagai salah satu yang tertua di dunia.

Setiap gereja memiliki luas sekitar setengah lapangan tenis. Atapnya sejajar dengan permukaan tanah. Setiap gereja juga dihubungkan dengan terowongan batu yang cukup besar. Raja Lalibela sengaja meminta pemahat batu yang ahli untuk membuat terowongan, patung, dan berbagai ornamen lainnya.

Hasil akhirya sangat menakjubkan. Dengan teknologi yang masih sangat minim pada saat itu, tapi Raja Lalibela sudah bisa membuat bangunan gereja yang sangat indah.

Setiap harinya, ada beberapa pastur yang duduk di lantai membaca Alkitab di dalam gereja. Ada juga yang berdiri menyambut peziarah sambil memegang tongkat berbentuk huruf 'T'.

Hampir setiap sudut gereja dipenuhi ornamen keagamaan. Ada lukisan dan beberapa ornamen lain berlapis emas, kuningan, serta kayu. Di sana ternyata masih ada Alkitab yang berbahan dasar kulit kambing, dengan teks tulisan tangan biarawan.

Di sana ada ruangan yang cukup mistis, gelap, dan berdebu. Di dalamnya ada banyak tulang. Diketahui tulang tersebut adalah sisa jenazah para biarawan. Tulang-tulang ini dianggap sebagai benda suci.

Gereja-gereja ini memang cukup sepi. Biasanya hanya ada beberapa pastur dan biarawan. Mereka tinggal di gua-gua yang ada di dekay gereja, mengandalkan sumbangan peziarah untuk bertahan hidup. Sehari-harinya, mereka menghabiskan waktu untuk berdoa dan membaca Alkitab.

Walaupun punya kisah yang sangat menarik dan sejarah di dalamnya, gereja ini ternyata tak mampu menarik banyak wisatawan. Berbeda dengan destinasi religi di tempat lainnya, gereja di Lalibela tergolong sepi. Apalagi hanya sedikit maskapai penerbangan yang bisa menjangkau kota Lalibela.

0 komentar:

Post a Comment