Tuesday, February 19, 2013

Menikmati Sungai Musi dari Plasa Benteng Kuto Besak


Palembang - Sebelum tahun 2003, banyak wisatawan takut melintas di depan Benteng Kuto Besak, Palembang karena sangat rawan saat malam. Tapi sekarang, inilah tempat terbaik menikmati Sungai Musi.

Benteng ini sempat disebut Benteng Laut muncul karena dekat dengan Sungai Musi. Orang Palembang memang menyebut sungai ini sebagai 'laut'. Dulu, Benteng Laut adalah kawasan rawan terutama saat malam. Sering terjadi penodongan, jalanan pun becek dan bau sampah.

Suasana juga sama saja di kawasan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), dan Taman Nusa Indah yang berada di pangkal Jembatan Ampera. Bahkan, tempat ini biasa dijadikan tempat mangkal para pekerja seks dan waria.

"Pokoknya dulu sangat tidak nyaman," kata Mang Din, seorang pedagang makanan di sekitar Benteng Kuto Besak, Minggu (10/2/2013).

Kini suasana menyeramkan tersebut nyaris tak terasa lagi. Bagian depan benteng 'disulap' menjadi Plasa Benteng Kuto Besak.

Di sisi kiri terdapat dermaga, tempat berlabuhnya sejumlah kapal pesiar sungai dan perahu yang bisa dinaiki wisatawan. Di sisi kanan terdapat rumah makan yang menyuguhkan aneka makanan khas Palembang.

Di Plasa Benteng Kuto Besak ini, hampir tiap sore hingga malam, warga Palembang dan wisatawan berkumpul bersama. Mereka bisa menikmati pemukiman dan beragam aktivitas di sepanjang Sungai Musi, termasuk Jembatan Ampera. Tiap sore, beragam aktivitas dilakukan anak muda baik olahraga maupun duduk menikmati suasana sore.

Hampir tiap bulan, Plasa Benteng Kuto Besak digunakan berbagai pihak untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Pertunjukan musik, bazar kuliner, bazar pakaian murah, sampai kegiatan berbau politik.

Walikota Palembang, Eddy Santana Putra pernah berkata Plasa Benteng Kuto Besak adalah ruang publik yang bisa disewa secara gratis. Para pengguna kegiatan besar cukup mengeluarkan biaya kebersihan.

Potensi Sungai Musi sebagai objek wisata memang besar. Dengan membuat ruang terbuka di tepi Sungai Musi, wisatawan akan lebih mudah dan nyaman menikmati sungai tersebut.

Tak hanya itu, pinggiran kawasan 10 Ulu hingga 7 Ulu juga disulap jadi lebih rapih. Ruang publik pun tersedia bagi setiap warga dan wisatawan.

Di bawah Jembatan Ampera yang dulu penuh pedagang kaki lima, baik di Seberang Ulu maupun Seberang Ilir, kini menjadi lebih rapi dan indah. Hal ini juga dirasakan warga Palembang itu sendiri.

"Saya berharap ke depan Palembang menjadi kota wisata yang layak dikunjungi. Apalagi Palembang memiliki banyak situs sejarah Kerajaan Sriwijaya maupun Kesultanan Palembang Darussalam," tutur Sopril Amir Hamzah, warga Jakarta.

0 komentar:

Post a Comment